Indonesia merupakan negara dengan sistem perdagangan terbuka yang memungkinkan aktivitas ekspor dan impor berjalan lancar. Barang-barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia biasanya didistribusikan melalui jalur darat menggunakan berbagai jenis truk seperti truk kecil (trukkle), tronton, hingga truk gandeng.
Namun, pernahkah Anda memperhatikan bahwa di antara semua jenis truk tersebut, masih banyak truk-truk tua yang tetap beroperasi di jalan raya? Truk-truk ini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari logistik, pertambangan, hingga pengangkutan muatan berat lainnya.
Lalu, mengapa truk tua masih banyak beroperasi di Indonesia? Bukankah hal ini berpotensi membahayakan keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lainnya?
Kondisi Truk Tua di Jalanan
Jika Anda sering melintasi jalan raya, Anda mungkin pernah melihat truk dengan suara mesin yang kasar, bodi berkarat, dan knalpot yang mengeluarkan asap pekat. Tak jarang asap ini membuat pengendara motor di belakangnya merasa terganggu. Meskipun terlihat tidak layak jalan, truk-truk seperti ini masih banyak ditemukan di jalanan. Berikut beberapa alasan di balik fenomena ini:
1. Harga Truk Baru yang Mahal
Harga truk baru bisa mencapai ratusan juta rupiah tergantung jenis dan kapasitasnya. Bagi pengusaha kecil dan menengah, membeli truk baru bukanlah pilihan yang realistis. Karena itu, truk tua menjadi solusi yang lebih terjangkau meskipun sudah berusia dan tidak dalam kondisi prima.
2. Ketersediaan Montir dan Suku Cadang
Banyak bengkel lokal yang berpengalaman menangani truk tua. Suku cadang bekas juga mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah. Hal ini membuat biaya perawatan truk tua tetap terjangkau bagi para pengusaha kecil.
3. Daya Tahan dan Adaptasi Medan Sulit
Truk-truk lama dikenal lebih tangguh di medan yang buruk seperti daerah pedesaan dan tambang, di mana kondisi jalan jauh dari kata layak. Truk modern mungkin memiliki teknologi lebih canggih, tetapi tidak selalu cocok untuk jalanan berlubang, berlumpur, atau berbatu.
4. Regulasi yang Kurang Ketat
Walaupun ada aturan tentang batas usia kendaraan, pelaksanaannya di lapangan masih lemah. Banyak truk tua yang tetap bisa memperpanjang izin operasional tanpa pemeriksaan ketat. Bahkan, beberapa pengusaha memodifikasi tampilan truk tua agar terlihat layak saat menjalani uji KIR. Beberapa di antaranya bahkan menyamakan tampilan truk tua dengan truk yang lulus uji KIR—mulai dari cat, ban, hingga pelat nomor.
5. Minimnya Insentif dari Pemerintah
Belum banyak insentif atau bantuan dari pemerintah untuk mendorong peremajaan kendaraan. Alhasil, pengusaha lebih memilih mempertahankan truk tua daripada menggantinya dengan yang baru.
Dampak Negatif Operasional Truk Tua
Meskipun truk tua dianggap ekonomis, penggunaannya membawa berbagai risiko dan dampak negatif, di antaranya:
Pencemaran Udara
Truk tua umumnya menghasilkan emisi yang lebih tinggi dan dapat mencemari udara, membahayakan kesehatan masyarakat dan merusak lingkungan.
Risiko Kecelakaan Lebih Tinggi
Sistem pengereman dan mesin pada truk tua seringkali tidak bekerja optimal, yang meningkatkan risiko kecelakaan di jalan raya. Banyak kasus rem blong melibatkan truk berusia tua.
Macet Akibat Truk Mogok
Truk tua cenderung lebih sering mogok karena jarang diservis dan sering membawa muatan berlebih. Hal ini menyebabkan kemacetan panjang dan merugikan pengguna jalan lainnya.
Biaya Perawatan Jangka Panjang
Meskipun murah di awal, biaya perawatan truk tua bisa membengkak dalam jangka panjang karena sering rusak dan membutuhkan penggantian komponen.
Apakah Truk Tua Masih Ada Keuntungannya?
Meski banyak kekurangan, truk tua tetap memiliki beberapa keunggulan:
Tangguh di Jalan Rusak
Rangka dan bodi truk lama biasanya lebih kokoh dan tahan terhadap medan berat seperti jalan berbatu atau berlumpur.
Teknologi yang Sederhana
Karena tidak membutuhkan pelatihan khusus, sopir lebih mudah mengoperasikan truk lama yang sistemnya masih konvensional.
Namun, keuntungan ini lebih banyak dinikmati oleh pengusaha, bukan pengguna jalan lainnya. Bagi masyarakat umum, truk tua cenderung lebih banyak membawa kerugian dibandingkan manfaat.
Kesimpulan
Truk tua masih banyak beroperasi di Indonesia karena alasan ekonomi, fleksibilitas, dan lemahnya pengawasan regulasi. Pengusaha kecil dan menengah cenderung memilih mempertahankan truk tua karena lebih murah dan mudah dirawat. Namun, keberadaan truk tua juga membawa banyak risiko, seperti pencemaran, kecelakaan, dan kemacetan.
Jika tidak ada langkah nyata dari pemerintah dalam bentuk insentif atau kebijakan yang mendorong peremajaan kendaraan, truk-truk tua ini akan tetap mendominasi jalanan Indonesia. Perubahan hanya akan terjadi jika ada komitmen bersama dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk menciptakan sistem transportasi darat yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.
https://www.gridoto.com/read/221034388/truk-truk-tua-masih-aktif-di-jalanan-aptrindo-usulkan-hal-ini
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/13/162100215/potret-truk-tua-masih-dipakai-bawa-muatan-yang-berat
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/14/134100315/truk-di-indonesia-perlu-usia-pakai-maksimal-20-tahun
#KP #PastikanKP #KamotoParts #Sukucadang #Nyamanberkendara #Mobil #Truk #SparepartTruk #SparepartMobil #Bengkel #Sparepart #mekanik #MobilPerformance #TrukPower #MobilTrukParts #AutoParts #VehicleMaintenance #MaintenanceParts #ReliableParts #RoadWorthy #TrukLife #MobilAdventure #Otomotif #TipsOtomotif